Penyebaran virus covid-19 masih berlangsung hingga saat ini. Pandemi ini telah mengubah cara hidup masyarakat Indonesia seperti bekerja dari rumah, belajar dari rumah, hingga ibadah di rumah. Seperti yang sudah sama-sama kita ketahui, pandemi ini bukan hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat, namun juga berpengaruh pada perekonomian di Indonesia. Hal ini membuat banyak bisnis mengalami penurunan omzet hingga kegagalan bisnis.
Untuk menyiasati masalah ini, pemerintah sedang melakukan persiapan ‘new normal’ atau pola hidup normal gaya baru. Tidak sembarangan, untuk menjalankan ‘new normal’ ini, Anda harus mempersiapkan dan memperhatikan protokol kesehatan sesuai himbauan pemerintah.
Baca Juga: Tips Menjalankan Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19
Sebagian bisnis telah mulai membuat rencana penanggulangan krisis dan menyesuaikan keadaan selama pandami berlangsung. Namun, jika pandemi belum selesai dan keadaan memaksa bisnis terus berjalan berdampingan di era new normal, apa yang mungkin terjadi?
Sebagai seorang pengusaha dan pemilik bisnis, tentu hal yang harus Anda lakukan adalah melakukan persiapan dan inovasi. Kedua hal ini adalah kunci penting yang harus Anda miliki untuk melewati fase new normal pada bisnis. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini adalah beberapa persiapan new normal yang perlu diperhatikan bisnis.
1. Miliki Tim Manajemen Krisis
Manajemen krisis memiliki peran penting bagi bisnis. Bukan hanya untuk menghadapi pandemi ataupun persiapan new normal, namun selama bisnis itu berjalan, perusahaan harus memiliki manajemen krisis. Pilihlah beberapa tim manajemen krisis yang berdedikasi untuk fokus pada beberapa hal utama, seperti wabah, bencana alam, teknologi, manajemen yang buruk, terorisme, peperangan, kelangkaan, dan sebagainya.
Untuk persiapan new normal ini tentu tim manajemen krisis yang harus Anda miliki adalah manajemen krisis dalam hadapi pandemi covid-19. Tim manajemen krisis inilah yang akan bertanggung jawab untuk mengelola tantangan logistik, strategis, dan memberikan informasi terkini berdasarkan fakta kepada para pemimpin dan seluruh karyawan.
2. Kelola Sumber Daya Manusia
Karyawan merupakan aset terbesar bagi bisnis, meski saat pandemi seperti saat ini. Namun, sangat disayangkan banyak perusahaan yang justru merumahkan beberapa karyawannya. Jika hal ini tidak terjadi pada bisnis Anda, cobalah untuk melakukan komunikasi dengan jelas kepada karyawan terkait langkah-langkah apa saja yang akan Anda lakukan untuk mengamankan karyawan. Hal ini akan membuat karyawan lebih loyal dan percaya bahwa nasib mereka akan terjamin bersama Anda dan perusahaan.
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menentukan kelompok kegiatan produksi yang masih dapat beroperasi, dan memisahkan karyawan mana yang bisa membantu perusahaan berkembang dengan keterampilannya. Dengan langkah ini, Anda bisa melihat kesenjangan dalam keterampilan karyawan, serta mempermudah Anda dalam menentukan karyawan mana yang butuh upgrade skill untuk menutupi celah-celah bisnis agar terus beroperasi. Selain itu, Anda juga harus mengembangkan kebijakan kerja dari rumah untuk memastikan karyawan Anda tetap produktif dan aman saat bekerja dari rumah.
3. Perhatikan Rantai Pasokan Barang
Seluruh dunia sedang mengalami pandemi dan banyak dari mereka yang terperangkap hingga merugi terutama bisnis di industri manufaktur. Kebanyakan dari mereka mengalami masalah rantai pasokan bisnis. Untuk keluar dari masalah ini, bisnis harus bertindak cepat dan memastikan proses produksi dan pengelolaan stok tidak terpengaruh oleh zona karantina dan tidak dapat dikirim.
Hal ini mungkin akan segera hilang di era new normal. Namun untuk memastikan semuanya dengan baik, bisnis perlu memeriksa ketersediaan di seluruh rantai pasokan dan secara realistis menilai permintaan. Apalagi saat ini pemerintah akan mulai melakukan persiapan new normal, sehingga bisnis perlu membuat rencana untuk mengaktifkan kembali pesanan setelah pembatasan dicabut.
4. Ambil Kesempatan Pengurangan Pajak & Penundaan Pembayaran Kredit
Sejak adanya pandemi covid-19 di Indonesia, pemerintah telah mengubah peraturan pemungutan pajak sebagai stimulus. Di mana, pemerintah telah memberikan insentif pajak kepada wajib pajak sebagai respon dari pemerintah atas menurunnya produktivitas pelaku bisnis. Melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23 Tahun 2020 (PMK 23 Tahun 2020) Tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Wabah Virus Covid-19 pemerintah telah menuangkan beberapa peraturan pemungutan pajak baru.
Baca Juga: Pentingnya Modal Usaha Agar Bisnis Tetap Berjalan di Masa Pandemi COVID-19
Selain itu, Anda sebagai pemilik bisnis juga bisa mempertimbangkan opsi likuiditas finansial. Di mana, Bank Indonesia telah memberi kebijakan penundaan angsuran pokok dan pemberian subsidi bunga untuk kredit usaha menengah (kredit Rp500 juta s.d. Rp10 miliar) melalui BPR, perbankan dan perusahaan pembiayaan sebesar 3% selama 3 bulan pertama, dan 2% selama 3 bulan kedua. Anda juga bisa memanfaatkan kebijakan penundaan cicilan pokok dan pemberian subsidi bunga untuk Ultra Mikro (UMi), Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), dan Pegadaian selama 6 bulan sebesar 6%.
5. Perhatikan Keuangan dan Likuiditas
Mengelola likuiditas adalah prioritas utama untuk menjaga perusahaan tetap beroperasi. Perencanaan likuiditas mencakup perkiraan arus kas jangka pendek dengan jangka waktu 13 minggu yang dapat diuji terhadap skenario terbaik dan terburuk. Sebuah bisnis harus melakukan ini untuk memonitor arus kas saat ini dan berkelanjutan pada masa new normal, yang mungkin termasuk strategi perlindungan nilai.
Perusahaan harus menyiapkan daftar pemasok utama dan pembayaran mendesak yang harus dilakukan untuk memastikan operasional bisnis. Selain itu, di waktu yang sama perusahaan juga harus mencari tahu di mana Anda dapat menghemat uang dan menekan pengeluaran. Jika memungkinkan, Anda harus mengidentifikasi ketersediaan modal kerja dan mengubahnya menjadi uang tunai.
Setelah itu, cobalah lakukan analisa likuiditas dengan fokus pada pengamanan kas dengan menggunakan stimulus yang telah diberikan oleh Negara. Kemungkinannya berkisar dari paket retensi pekerjaan, misalnya memotong gaji karyawan hingga pinjaman berbunga rendah.
6. Buat Strategi Merek
Di masa new normal ini, Anda harus memperhatikan mengenai cara pelanggan melihat prospek dan tindakan bisnis. Cobalah pahami dan perhatikan apa yang selama ini dilakukan pasar dan pelajari trennya. Di masa new normal ini, Anda perlu melakukan beberapa strategi dan mengevaluasinya lebih sering, karena situasi ini akan membuat bisnis tidak stabil. Cobalah mempertimbangkan untuk memasukkan cara-cara baru yang sukses dan berhasil selama masa pandemi sebelumnya, misalnya menjual produk secara online atau menerapkan pengiriman pesanan gratis. Perlu diingat juga bahwa tindakan yang Anda ambil saat masa new normal ini akan mencerminkan merek dan bisnis Anda kedepannya.
Salah satu strategi merek yang bisa Anda lakukan adalah dengan tetap memberikan kartu nama setiap pengiriman barang ataupun produk, serta jangan lupa untuk memiliki preparation card jika bisnis Anda bergerak di industri F&B atau makanan & minuman. Dengan begitu, pelanggan bisa lebih percaya untuk melakukan transaksi pembelian pada bisnis Anda.
Untuk membuat kartu nama dan preparation card, Anda bisa membuatnya dengan mudah dan cepat di kartunama.net. Di mana, dengan kartunama.net Anda bisa membuat kartu nama dan preparation card dengan cepat, hanya dengan waktu 2 jam. Selain itu, Anda juga bisa melakukannya kapan dan di mana saja, tanpa harus keluar rumah. Jadi, sudah siapkah Anda menghadapi new normal?